Senin, 23 Maret 2009

Tanaman Obat Kumis Kucing

I. Uraian Tanaman
Tanaman kumis kucing atau disebut Orthosiphon stamineus Benth habitat tumbuhan ini liar diladang, di tepi sungai dan di tempat-tempat yang tanahnya agak lembab sampai ketinggian 700 m dpl, ada juga yang ditanam sebagai tanaman hias . Tanaman ini termasuk dalam golongan tubuh tumbuh-tumbuhan yang dengan nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok antara lain akar, batang dan daun. Bagian lain yang dapat kita temukan pada tubuh tumbuhan dapat dipandang sebagai suatu penjelmaan salah satu atau mungkin dua buah bagian pokok tadi, artinya setiap bagian lain pada tubuh tumbuhan dapat dianggap sebagai tubuh yang berasal dari bagian pokok yang telah mengalami metamorfosis (berganti bentuk, sifat dan mungkin juga fungsinya bagi tumbuh-tumbuhan) (Gembong, 2007).
1.1 Akar
Kumis kucing termasuk tanaman dikotil yaitu dengan ciri akar serabut, memiliki kambium dan daun menjari. Tanaman ini memiliki sistem akar serabut, yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang (Gembong, 2007).
1.2 Batang
Umumnya tumbuhan dikotil arah tumbuh batangnya ke atas menuju cahaya matahari, sama seperti tanaman kumis kucing ini arah tumbuh batangnya menuju cahaya matahari. Tanaman terna yang tumbuh tegak, pada buku-bukunya berakar tetapi tidak tampak nyata, tinggi tanaman sampai 2m. Batang bersegi empat agak beralur. Tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) pada umumnya mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil, jadi batangnya dapat dipandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat memanjang, yang dapat mempunyai percabangan atau tidak (Gembong, 2007).
1.3 Daun
Berdasarkan susunan tulang daunnya, kumis kucing merupakan daun-daun yang bertulang menjari (palminervis), yaitu kalau dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar, memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan. Jumlah tulang ini lazimnya gasal, yang di tengah yang paling besar dan paling panjang, sedang kesamping semakin pendek (Gembong, 2007).
Helai daun berbentuk bundar telur lonjong, lanset, lancip atau tumpul pada bagian ujungnya, ukuran daun panjang 1 – 10cm dan lebarnya 7.5mm – 1.5cm, urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun 7 – 29cm. Kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota berwarna ungu pucat atau putih, dengan ukuran panjang 13 – 27mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek yang berwarna ungu atau putih, panjang tabung 10 – 18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75 – 2mm.

II. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon spp

III. Manfaat Tanaman
Tanaman kumis kucing merupakan tanaman yang dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai obat, yakni untuk mengobati penyakit sakit pinggang. Karena kumis kucing mengandung ortosifonin, garam kalium, saponin, tannin. Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai bahan obat-obatan. Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untuk pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis.
Ada beberapa cara untuk mengobati penyakit dengan menggunakan kumis kucing yaitu :
1. Batu ginjal : 25 g daun kumis kucing, 25 g daun ngokilo, 25 g daun meniran dengan akarnya, 25 g daun keji beling, dicuci. Rebus dengan 4 gelas air sampai mendidih. Minum semua air rebusan itu dalam sehari. Cara II: 3 genggam daun kumis kucing, 5 helai daun keji beling dicuci, rebus dengan 2 gelas air. Minum airnya 2x sehari, pagi dan sore, selama 10 hari. Sesudah 10 hari, ganti dengan air rebusan jagung muda, 1 x sehari. Hindari makan daging kambing, durian serta makanan pedas.
2. Radang ginjal : 40 helai bunga dan daun kumis kucing, 3 belimbing wuluh tua dicuci, dihaluskan. Seduh dengan 2 gelas air. Minum 3x sehari. Lakukan selama 1 minggu.
3. Sakit pinggang : 7 helai daun dan 2 potong akar kumis kucing dicuci. Rebus dengan 1 gelas air. Biarkan satu malam, baru diminum.
4. Rematik : Sesendok kecil daun kumis kucing yang dilumatkan, 1 sendok makan daun meniran yang sudah dilumatkan juga, direbus dengan segelas air sampai airnya tinggal 3/4. Saring. Lalu diminum.
5. Nyeri buang air seni : Cara I: Seduh dan minum sejumput daun kumis kucing yang dikeringkan seperti teh, boleh juga kalau diberi gula aren. Cara II: 1 sendok daun kumis kucing yang dilumatkan, 7 batang meniran, rebus dengan dua gelas air sampai air tinggal setengah. Minum air rebusan itu sebanyak 3x sehari.

Selasa, 17 Maret 2009

Kondisi Lahan Basah di Martapura

Pengertian lahan basah adalah lahan yang secara alami atau buatan selalu tergenang, baik secara terus-menerus ataupun musiman, dengan air yang diam ataupun mengalir. Air yang menggenangi lahan basah dapat berupa air tawar, payau dan asin. Tinggi muka air laut yang menggenangi lahan basah yang terdapat di pinggir laut tidak lebih dari 6 meter pada kondisi surut.















Sebagian besar kondisi tanah di Kalimantan Selatan adalah lahan basah atau lahan gambut. Artinya, daerah Kalimantan selatan merupakan kawasan rawa terbesar karena tergenang air, baik secara musiman maupun permanen dan banyak ditumbuhi vegetasi sehingga secara umum kondisi lahan basah memiliki tekstur, sifat fisik dan kimia yang khas.

Luas lahan basah di Kalimantan Selatan mencapai 382.272 ha. Lahan basah di Kalimantan Selatan merupakan daerah cekungan pada dataran rendah yang pada musim penghujan tergenang tinggi oleh air luapan dari sungai atau kumpulan air hujan, pada musim kemarau airnya menjadi kering.

Lahan basah sangat unik dan memiliki kepentingan ekologis yang luas, mulai tingkat lokal hingga global. Lahan basah bisa diberdayakan secara produktif bagi ekonomi lokal, sumbangannya terhadap keakekaragaman hayati juga sangat signifikan. Ribuan jenis tanaman unik dan unggas khas yang bermigrasi biasanya singgah di kawasan lahan basah.














Secara geografis desa Tungkaran di Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar terletak di 3 37' 22.8” Lintang Selatan dan 114 42' 09.2” Bujur Timur. Untuk dapat menjangkau desa tungkaran tidak diperlukan waktu lama, hanya menempuh waktu kurang lebih sekitar 19 menit dari kota Banjarbaru dengan kendaraan bermotor.

Kondisi lingkungan lahan basah di desa Tungkaran sangat banyak di tumbuhi vegetasi air seperti eceng gondok, purun tikus, kayapu dan teratai. Banyak juga pohon-pohon sagu yang tumbuh di sekitar lahan basah tersebut, selain itu juga terdapat ikan-ikan yang biasa hidup di perairan lahan basah seperti ikan betok, ikan sepat rawa, ikan sepat siam dan ikan gabus.

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) dapat berfungsi untuk menjadi penyerap polutan yang bagus, sehingga air yang dihasilkan dari kolam khusus yang ditanami eceng gondok itu tidak mencemari lingkungan. Dari penelitian telah diketahui, tanaman berakar rimpang ini mampu menyerap nitrogen, fosfat dan zat organik. Bahkan juga bisa menyerap uranium dan mercirium, dua zat yang sangat berbahaya bila mencemari perairan. Sebagai bukti bahwa air yang disaring eceng gondok itu sudah sehat, bisa dilihat dari sekitar lahan perairan yang mulanya dipenuhi limbah, kini berkembang aneka satwa air seperti ikan, katak dan kepiting. Namun bukan berati tidak ada masalah sama sekali. Eceng gondok ini tidak bisa dibiarkan begitu saja tumbuh bebas. Setiap dua bulan eceng gondok itu harus diremajakan. Karena kalau terlalu tua kemampuan menyerap polutan berkurang, sehingga kualitas air yang disaringnya pun menurun.

Manfaat lain dari eceng gondok adalah eceng gondok dapat dibuat bahan kerajinan tangan, ada yang dibuat jadi tas,tikar dsb. Selain itu juga dapat dibuat makanan ternak dan campuran pupuk (kompos).

Selain punya manfaat eceng gondok juga mempunyai khasiat yaitu pada tangkai daun Eichhornia crassipes atau eceng gondok berkhasiat sebagai obat bengkak-bengkak. Untuk obat bengkak dipakai + 10 gram tangkai daun Eichhornia crassipes. ditumbuk halus lalu ditempelkan pada bagian yang bengkak kemudian dibalut dengan kain bersih. Karena eceng gondok memeliki kandungan kimia seperti saponin, flavonoida dan polifenol.















Selain eceng gondok dan teratai, daerah lahan basah di desa Tungkaran juga ditumbuhi oleh purun tikus. Purun tikus atau nama ilmiahnya Eleocharis dulcis yang kalau dalam ilmu taksonomi digolongkan cyperaceae merupakan tumbuhan khas lahan rawa. Tanaman air ini banyak ditemui pada tanah sulfat masam dengan tipe tanah lempung atau humus. Biasanya kita dapat menjumpainya pada daerah terbuka atau tanah bekas kebakaran. Batang tegak, tidak bercabang, warna abu-abu hingga hijau mengkilat dengan panjang 50-200 cm dan ketebalan 2-8 mm. Sedangkan daun mengecil sampai ke bagian basal, pelepah tipis seperti membran, ujungnya asimetris, berwarna cokelat kemerahan















Lahan basah di desa tungkaran berpotensi untuk di alih fungsikan menjadi kolam ikan dan pertanian kacang tanah bagi masyarakat sekitar karena bisa menghasilkan pendapatan yang besar, lahan basah di desa Tungkaran juga sangat cocok apabila di buat areal persawahan, hal ini bisa dilihat dengan banyaknya masyarakat sekitar yang menanam padi di areal lahan basah yang saya observasi tersebut. Selain itu juga lahan basah dapat diahli fungsikan untuk pemukiman, wisata, perindustrian, kantor dsb.















Banyaknya masyarakat sekitar yang membuang sampah-sampah anorganik seperti sampah plastik dapat membuat kerusakan lingkungan lahan basah di desa Tungkaran tersebut, karena selain sulit untuk diuraikan juga dapat mencemari perairan yang ada di lahan basah tersebut.

Lahan basah mempunyai banyak manfaat, diantaranya yang utama adalah pencegah banjir di musim hujan,mencegah kekeringan di musim kemarau dan untuk mengatur periode penanaman padi. Lahan basah mempunyai kemampuan luar biasa untuk menampung air pada musim hujan. Air tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan-lahan pada musim kemarau.















Manfaat lainnya adalah sebagai habitat bagi kehidupan berbagai macam satwa dan tumbuhan serta lahan budidaya pertanian, peternakan, dan perikanan yang menguntungkan apabila dikelola dengan baik.